Dunia bridge kembali dikejutkan dengan kasus kecurangan (Cheating). Kali ini adalah pengakuan seorang juara dunia, dua kali juara Bermuda Bowl 2015 dan 2019 Michal Nowosadzki yang mengaku melakukan self-kibitzing (melihat ke-empat pegangan) pada papan yang sedang dia mainkan yang terjadi pada pertandingan bridge secara online.
Sejak merebaknya pandemi COVID-19, dunia bridge online memang semakin semarak, dan harus diakui bahwa bridge online sangat-sangat rawan akan kecurangan, bukan tidak mungkin terjadi di negara kita Indonesia ternyata juga di seluruh dunia. Bukan hanya dilakukan pemain kelas kampung, tapi juga oleh juara dunia sekalipun.
Namun untuk mendapatkan barang bukti seperti pada kasus hukum lainnya (keterangan saksi yang melihat, barang bukti dan yang lain-lain) tentu sangat sulit dan hampir tidak mungkin. Para pakar bridge yang menjadi hakim hanya akan menggunakan LOGIKA BRIDGE dalam menentukan apakah sebuah kasus adalah curang atau tidak. Hal lain yang bisa menunjang adalah dengan melihat kemampuan pemain tersebut dalam offline bridge.
Misalkan dalam sebuah pertandingan secara online berlangsung penawaran sbb:
S |
B |
U |
T |
1NT |
pass |
2H |
pass |
2NT* |
pass |
3H** |
pass |
3S |
pass |
3NT*** |
pass |
4C |
pass |
4D |
pass |
4H |
pass |
4NT |
pass |
5C |
pass |
6S |
pass |
pass |
pass |
|
|
* = fit spade, maks
**=retransfer
***=berminat slam
Barat memulai permainan dengan ♥K, dan inilah kartu dummy dan deklerer.
DUMMY
♠KJ1076
♥ 93
♦ Q
♣ KQ1032
DEKLERER
♠ A542
♥ AJ52
♦ A87
♣ A9
Permainan berlangsung cepat pada trik 3 trik pertama.
Menang dengan ♥A, deklerer kemudian main ♠A dan spade lagi, sayang barat tidak ikut. Setelah menang dengan ♠K di dummy, beberapa saat kemudian deklerer merah (reserved seat muncul). 3-4 menit kemudian baru deklerer muncul lagi dan memainkan club dari dummy dan main ♣9, eit menang.
Kemudian dia cash ♣A dan ke dummy dengan ♦A dan ♦7 ruff.
Timur yang malang harus ikut empat kali club sementara deklerer membuang 2 lembar heart. Pada club terakhir, tidak ada yang bisa dilakukan Timur karena deklerer pasti akan membuang loser heart terakhirnya. Kontrak pun berhasil diselamatkan.
Pada akhir pertandingan, ternyata board inilah yang menyebabkan kemenangan tim ini. Lawan akhirnya mengajukan keberatan dengan cara main deklerer yang seolah-olah melihat kartu, apalagi ini dilakukan setelah lama disconnect.
Ada kecurigaan dari pihak yang kalah telah terjadi cheating semacam self-kibitzing.
Bagaimana keputusan anda sebagai pengadil atas kasus ini?
Sangat disayangkan bahwa deklerer tidak bisa dikontrak sampai keputusan akhir diambil.
Bagaimana keputusan pengadil?
Continue reading “Cheating …..”